Pernah melihat stiker atau label Parental Advisory (PAL) di sebuah album musik? terutama pada album-album musik bergenre metal dan rap/hip-hop yang memperingatkan kita akan konten eksplisit yang terkandung di dalamnya. Parental Advisory atau dalam bahasa Indonesia yaitu "Bimbingan Orang Tua" adalah pesan imbauan tentang sebuah isi atau konten dari produk yang tidak ditujukan untuk kalangan anak-anak, pesan semacam ini bermula dari pesan yang ditempelkan Recording Industry Association of America (RIAA) kepada rekaman audio dan video di Amerika Serikat yang mengandung material ofensif. Pesan ini mulai ditempelkan di artwork (sampul atau cover album) pada tahun 1985.
Dibeberapa artwork, label Parental Advisory digunakan sebagai materi desain. Ketentuan penggunaan PARENTAL ADVISORY EXPLICIT CONTENT ("PAL Mark") dimiliki oleh Recording Industry Association of America (RIAA). Setiap artis dan atau record label dipersilakan menggunakan label PAL pada artwork musiknya tanpa biaya selama sesuai dengan standar RIAA, yaitu dengan menyutujui dan mengisi perjanjian lisensi atau menghubungi RIAA secara langsung
Di Indonesia sendiri, soal sensor dalam musik sudah diatur dalam pasal 20 ayat (1) SPS KPI 2012 tentang Standar Program Siaran, ayat 1 misalnya melarang program siaran berisi lagu dan/atau video klip yang menampilkan judul dan/atau lirik bermuatan seks, cabul, dan/atau mengesankan aktivitas seks. Banyak pendengar yang ingin mendengarkan musik atau trek versi asli yang disensor karena lagu yang sudah melalui penyensoran tentu tidak menyampaikan kebenaran. Sementara beberapa seniman memilih untuk menulis lagu tentang cinta, alam, atau pikiran bahagia, dan yang lain memilih untuk menulis tentang perjuangan dalam hidup.
Di dalam musik, elemen lirik tentu menjadi suatu hal yang paling mudah untuk dicerna. Tak jarang banyak musisi ataupun band apalagi ketika mereka muncul di siaran massa entah itu radio maupun televisi lirik yang sedikit menyimpang kerap dipermasalahkan. Salah satu contoh yang paling terkenal adalah The Doors ketika tampil di stasiun televisi untuk program legendaris Ed Sulivan Show. Ketika itu seorang produser dari acara tersebut datang untuk memberi tahu The Doors bahwa mereka perlu mengubah baris lirk “Girl, we could get much higher” menjadi “Girl, we could get much better” saat membawakan “Light My Fire”.
Beberapa sumber mengatakan bahwa label PAL ini ternyata memiliki sejarahnya sendiri dan merupakan hasil pertarungan pengadilan antara musisi Frank Zappa, Dee Snider-pentolan Twisted Sister, dan Tipper Gore, istri senator yang kemudian menjadi wakil presiden Amerika ke-45, Al Gore. Hal ini dipicu oleh wabah histeria massal Amerika kala itu, satanic panic.
Pada tahun 1966 band rock okultisme bernama Coven menulis lagu-lagu untuk album pertama mereka yang rilis secara terang-terangan tiga tahun kemudian dengan judul "Witchcraft Destroys Minds & Reaps Souls.". Pada tahun 1970-an band-band heavy metal seperti Judas Priest, Black Sabbath, Kiss, dan Led Zeppelin dapat menduduki lagunya di tangga lagu teratas dengan lagu-lagu yang terdengar lebih gelap dan suram dari genre manapun. Dan semua hal tentang satanisme pun berakumulasi di tahun 1980-an dengan musik metal dalam bidikan.
Lagu-lagu seperti "Stairway to Heaven" dari Led Zeppelin dan "Beter Than You Better Than Me" milik Judas Priest adalah dua lagu yang digadang-gadang memiliki pesan setan bila dimainkan secara mundur. Hal ini bahkan membuat Judas Priest harus menghadapi gugatan perdata dengan tuduhan telah membuat dua penggemarnya melakukan bunuh diri setelah mendengarkan album "Stained Class". Frontman Judas Priest, Rob Haldford pun hanya bisa berkata bahwa tak ada band yang menginginkan penggemarnya mati sia-sia dengan melenyapkan dirinya sendiri.
Nah, dua hal inilah yang membuat Tipper Gore berinisiatif membangun sebuah komite bersama para istri orang berpengaruh berjuluk "Washington Wives" yang didedikasikan untuk meningkatkan kontrol orang tua atas konsumsi musik anak-anak dengan nama Parents Music Resource Centre (PMRC).
Namun niat PMRC tersebut sempat dihadang oleh para pejuang kebebasan berekspresi, salah satunya Mary Morello (Ibu dari Tom Morello, gitaris Rage Against The Machine) yang menjadi tokoh utama kampanye "Parents for rock and rap".
PMRC tak gentar, mereka pun segera merilis Filthy Fifteen yaitu daftar 15 lagu yang dianggap menyesatkan dan tidak pantas didengarkan oleh para penikmat musik yang labil.
Venom, Black Sabbath, Judas Priest, Motley Crue, Deff Leppard, AC/DC, Twisted Sister adalah beberapa di antaranya. Namun tak hanya musik metal, musik pop pun ikut digeruduk seperti lagu-lagu milik Madonna, Prince, Sheena Easton, sampai Cindy Lauper.
Hal ini tentu saja membuat gaduh para musisi yang merasa diusik karya seninya dan berujung pada Metallica membuat label parodi PAL pada album "Master of Puppets" dan Megadeth menulis lagu tentang PMRC secara terang-terangan. PMRC akhirnya dibubarkan pada tahun 1990, namun warisannya berupa label Parental Advisory masih dipakai hingga kini.
Penulis: Bagus
Design: Bagus