Jurnal

Weezer: Kumpulan Geek Dengan Jutaan Penggemar Fanatik image

Weezer: Kumpulan Geek Dengan Jutaan Penggemar Fanatik

Saya pertama kali berkenalan dengan Weezer saat mendengar lagu “El Scorcho” yang dimuat di dalam album kompilasi MTV Alternative Nation rilisan tahun 1998. Jujur saja, “El Scorcho” bukanlah sebuah lagu yang enak saat pertama kali didengar. Namun karena saat itu tidak banyak pilihan, jadilah saya memutar album ini berulang-ulang hingga akhirnya lagu tersebut mulai melekat di benak. Hingga timbul rasa penasaran dan ingin tahu lebih banyak mengenai band yang bernama Weezer. Mari kita digging lebih dalam tentang Weezer.

Terbentuknya Weezer

Weezer's 'Van Weezer': Album Review - Rolling Stone

Untuk mereka yang besar di dekade 90-an, pastinya lumayan akrab dengan band yang satu ini. Weezer yang berdiri pada tahun 1992 adalah band yang berisi sekumpulan geek, dengan jutaan penggemar fanatik yang tersebar di seluruh penjuru dunia. Vokalis dan gitaris Rivers Cuomo yang awalnya memainkan musik metal di band SMA-nya bermain di sejumlah band sebelum bertemu personil Weezer lainnya. Hingga akhirnya di tahun 1992 Rivers Cuomo, bersama Patrick Wilson (drum), Matt Sharp (bass), dan Jason Cropper (gitar) membentuk Weezer dan merekam demo The Kitchen Tape yang salah satu lagunya berjudul “Say It Ain’t So”. Demo ini kemudian didengar oleh Todd Sullivan, A&R dari Geffen Records yang kemudian mengontrak Weezer pada bulan Juni 1993.

Era Blue Album Dan Pinkerton

Weezer merekam album debut mereka dibantu produser Ric Ocasek di Electric Lady Studio, New York. Pada saat proses rekaman, gitaris Jason Cropper dipecat dari band karena dianggap mengganggu chemistry band. Brian Bell direkrut sebagai pengganti. Weezer merilis album debut swanama mereka (yang juga dikenal sebagai Blue album) pada bulan Mei 1994 dan mendapatkan respon positif dari kritikus musik. Hits single dari album ini antara lain adalah “Undone – The Sweater Song, “Buddy Holly”, dan “Say It Ain’t So”. Blue album juga meraih sertifikat quadruple platinum di Amerika, dengan total penjualan melebihi 15 juta kopi di seluruh dunia pada tahun 2009.

Pada akhir tahun 1994, Weezer cuti sejenak untuk liburan Natal. Rivers Cuomo pulang kampung dan merekam demo untuk album Weezer berikutnya. Konsep awalnya adalah sebuah rock-opera bertema luar angkasa bertajuk Songs from the Black Hole. Sayangnya Songs from the Black Hole tidak dilanjutkan dan mereka merilis album baru yang berjudul Pinkerton pada tahun 1996. Dengan nuansa yang lebih gelap dan abrasif, sayangnya Pinkerton mencatat angka penjualan yang buruk. Album ini juga mendapatkan predikat “One of the worst album in 1996” berdasarkan polling yang diadakan oleh majalah Rolling Stone. Meskipun demikian, beberapa tahun setelahnya Pinkerton justru dinobatkan sebagai salah satu masterpiece dari Weezer, dan masuk ke dalam daftar album favorit sepanjang masa yang dirilis oleh berbagai publikasi.

Hiatus Dan Comeback

Setelah menuntaskan rangkaian tour untuk album Pinkerton, Weezer memutuskan untuk vakum dan berpisah sementaral. Masing-masing personil fokus dengan side-project mereka. Patrick Wilson dengan The Special Goodness, Brian Bell dengan The Space Twins, Matt Sharp dengan The Rentals. Sementara vokalis Rivers Cuomo kembali melanjutkan sekolah di Harvard, sebelum akhirnya cuti untuk melanjutkan menulis lagu dan membuat band lain dengan beberapa musisi asal Boston. Di tahun 1998, vokalis Rivers Cuomo juga menderita depresi, dia mengecat rumahnya berwarna hitam dan memasang insulasi fiberglass untuk mencegah cahaya matahari masuk lewat jendela.

Weezer akhirnya bergabung kembali pada tahun 2000 setelah mendapat tawaran untuk manggung di Fuji Rock Festival, Jepang. Hal ini yang menjadi katalis untuk Weezer kembali produktif latihan dan kembali ke dapur rekaman. Setelah kembali aktif melakukan konser dan tour, Weezer akhirnya merilis album ketiga mereka yang dikenal sebagai the Green Album pada tahun 2001.  “Hash Pipe”, “Island in the Sun”, dan “Photograph” adalah tiga hits single yang berasal dari album tersebut. Kita yang tinggal di Indonesia tentu familiar dengan single “Hash Pipe” yang riff gitarnya mirip dengan lagu Godbless berjudul “Kehidupan”.

Masa-Masa Produktif Weezer

Setelah Green Album, Weezer lanjut merilis Maladroit (2002), Make Believe (2005), Red Album (2008), Raditude (2009), Hurley (2010), Everything Will Be Alright In The End (2014), White Album (2016), Pacific Daydream (2017), Teal Album (2019), Black Album (2019), Ok Human (2021), dan Van Weezer (2021). 

Sejujurnya selepas Maladroit, yang dirilis pada tahun 2002 dan memuat lagu “Burndt Jamb” yang menjadi favorit pribadi dari album tersebut, saya tidak lagi mengikuti perkembangan Weezer. Band ini terlalu produktif dan menghasilkan begitu banyak karya. Total ada 15 album penuh, 2 album kompilasi, dan 7 EP. Namun rasanya saya bisa mewakili suara banyak penggemar Weezer, belum ada yang bisa menyamai kecintaan saya terhadap album debut mereka, the Blue album

Meskipun demikian, Teal album yang dirilis pada tahun 2019 cukup menyita perhatian saya. Album ini berawal dari petisi fans yang meminta Weezer meng-cover lagu “Africa” dari Toto, kemudian dibalas Weezer yang malah merilis cover lagu “Rosanna”. Weezer akhirnya merilis cover “Africa” pada tahun 2018 yang berhasil mencapai peringkat #1 di Billboard Alternative Songs Chart. Teal album akhirnya dirilis pada 24 Januari 2019 tanpa promosi apapun, sementara versi rilisan fisiknya menyusul pada 8 Maret 2019. Terlepas dari pendapat kritikus musik dan juga fans yang terbagi dua, menurut saya pribadi Teal album adalah sebuah album cover yang luar biasa menarik. Berisi lagu-lagu hits yang sebagian besar berasal dari dekade 80-an, seperti (tentu saja) “Africa” dari Toto, “Everybody Wants To Rule The World” dari Tears for Fears, hingga “No Scrubs” dari TLC. Weezer berhasil menyanyikan ulang lagu-lagu di album ini dengan sentuhan khas mereka. Tidak ada perubahan yang radikal, namun tetap terasa ada sentuhan Weezer yang kental.

Selain Teal album, satu lagi yang menarik untuk saya pribadi, di tahun 2021 mereka juga merilis album Ok Human. Album yang secara bercanda ditujukan sebagai jawaban atas album Radiohead yang berjudul Ok Computer. Di album ini, Weezer sepenuhnya menggunakan instrumen analog dan diiringi orkestra.

Di bulan Maret 2022, Weezer juga baru EP berjudul SZNS: Spring yang berisi 7 lagu. SZNS: Spring adalah bagian pertama dari koleksi 4 EP dengan teman SZNS (dibaca seasons), yang diambil dari 4 musim dalam setahun. Setelah Spring, akan menyusul Summer, Fall, dan Winter yang rencananya akan dirilis pada hari pertama dari tiap-tiap musim tersebut.

Legacy And Influence

Tidak bisa dipungkiri, Weezer adalah sebuah band yang memiliki pengaruh besar untuk banyak band lain. Memainkan musik yang dilabeli sebagai alternative-rock, geek-rock, power-pop, indie-rock, hingga emo, band ini adalah sebuah band yang terdiri dari sekumpulan orang-orang geek nan eksentrik dengan jutaan penggemar fanatik. Musisi dan band seperti Pete Wentz dari Fall Out Boy, Blink-182, band post-hardcore Fall of Troy, hingga penyanyi Charli XCX menyebutkan Weezer sebagai influence untuk musik dan karir mereka. 

Konser Di Jakarta Dan Koleksi Merchandise

Konser Weezer di Jakarta Jadi Obat Kangen Ribuan Penggemarnya - ShowBiz  Liputan6.comSebagai penutup, jangan lupa bahwa Weezer pernah melakukan konser di Jakarta pada tanggal 8 Januari 2013. Berlokasi di Lapangan D, Gelora Bung Karno, konser yang diadakan di tengah kondisi lapangan yang sangat-sangat becek ini mampu memuaskan Weezerian (sebutan untuk fans Weezer) asal Indonesia. Rangkaian tour yang bertajuk Australasia Tour 2013 ini secara spesial hanya singgah di Jakarta untuk sebagai satu-satunya negara Asia. Selain memainkan deretan hits mereka, seperti “Beverly Hills”, “Island in the Sun”, dan “Hash Pipe”, mereka juga memainkan lagu-lagu dari Blue Album secara utuh (rangkaian tour ini juga merupakan bagian dari Memories Tour: Blue Album). Total ada 21 lagu yang dibawakan Weezer pada konser mereka di Jakarta.

Untuk kalian yang penasaran dengan konser Weezer di Jakarta, episode pertama dari Rock Nation Podcast yang menghadirkan bintang tamu musisi Pandu Fuzztoni membahas pengalamannya tentang konser ini dengan cukup detail. Episodenya bisa kamu tonton disini:

Rekaman audio dari konser ini juga bisa kalian dengarkan disini:

Sebagai sebuah band besar, Weezer juga sangat rajin merilis merchandise dengan berbagai bentuk. Mulai dari dompet, figure Funko Pop, wireless charger, hingga set kumis palsu, selain tentu saja kaos dengan desain yang beraneka ragam dan banyak pilihan warna. Kalian bisa mendapatkan koleksi merchandise Weezer dari Rock Nation, cek pilihannya disini

https://www.rocknation.id/products/all?filter_artist=weezer