Jurnal

Perjalanan Musik Shoegaze image

Perjalanan Musik Shoegaze

Musik shoegaze muncul dan berkembang di Inggris, pada akhir 80-an. Vokal yang lembut dan samar, dengan lirik yang berulang menjadi ciri khas genre musik ini. Istilah ‘Shoegaze’ muncul dari pengamat musik Inggris David Fisher (NME). Pada masa itu ia mendeskripsikan sendiri ekspresi dari para personil band musik shoegaze. Setiap kali tampil atau manggung, para personil selalu menunduk ke bawah karena terfokus pada efek pedal gitar mereka. Melihat itu, mereka pun menciptakan istilah shoegaze yang berasal dari kata shoe (sepatu) dan gaze (memandang). Pada saat itu lah istilah atau jenis musik shoegaze berasal.

Selain itu kehadiran musik shoegaze memiliki hubungan erat dengan isu sosial politik di Britania Raya. Dimana pada masa itu Britania Raya  dipimpin oleh pemerintah dari Partai Konservatif. Singkat cerita, kinerja dari pemerintahan Partai Konservatif yang berjalan selama dua periode berturut-turut. Dari tangan Margaret Thatcher, lalu ke John Major, mereka tidak begitu mampu memenuhi ekspektasi masyarakat muda yang idealis pada saat itu. Sehingga situasi situasi pemerintahan yang kacau membuat anak-anak muda Britania Raya menyalurkan emosinya lewat musik. Hal ini terlihat dari kedepresian dan kekelaman nada-nada yang ada pada genre shoegaze.

Shoegaze sangat dekat dengan aliran musik semacam Post-Rock, Psychedelic Pop, Post-Punk, dan Noise Pop. Aliran semacam itulah yang mempengaruhi warna musik Shoegaze. kedekatan warna dari empat jenis musik tersebut dengan Shoegaze terlihat dalam intensitas penggunaan distorsi pada setiap lagunya. Salah satu contohnya adalah The Jesus and Mary Chain.

The Jesus and Mary Chain merupakan salah satu band yang sering dianggap sebagai penggiat prototype shoegaze dengan karya-karya awalnya yang terkenal dengan menggabungkan melodi dan gemuruh distorsi pada gitar. Keunikan cara bermusik The Jesus and Mary Chain kala itu menginspirasi Cocteau Twins dengan karya-karyanya yang mendefinisikan dream pop identik dengan sintesisasi distorsi untuk membuatnya terdengar mendayu. Lalu setelah itu ada My Bloody Valentine dengan segala gemuruh dan distorsi yang bisa dikeluarkan dari gitar.

Karena hubungan kuat antara band shoegaze dengan kesamaan gaya dan selera, mereka menyebut gerakan atau kelompok mereka sebagai "The Scene That Celebrates Itself". Mereka sering terlihat di pertunjukan satu sama lain, bergantian personilnya, dan berkumpul bersama. Selain itu mereka juga sangat sering membuat pertunjukan yang hanya menampilkan band mereka sendiri. Hal tersebut yang membuat mereka tersorot oleh media hingga saat ini. Jika Amerika Serikat memiliki grunge sebagai salah satu genre yang fenomenal dan cukup berpengaruh dalam perkembangan industri musik di sana dan di belahan dunia lainnya.  Inggris Raya memiliki shoegaze sebagai salah satu genre fenomenal hingga saat ini.

Band-band shoegaze yang berpengaruh dalam scene ini diantaranya adalah My Bloody Valentine, Slowdive, RIDE, Chapterhouse, Drop Nineteen, Adorable, Lush,  Pale Saints, Jesu, dan masih banyak lagi. 

 

Penulis : Toriq

Design : Geordy