Raksasa Thrash Metal Indonesia
Selepas kemunculan Slayer, Metallica, Exodus, hingga band asal Jerman Kreator, dalam waktu singkat masyarakat kota besar di Indonesia, mulai dari Jakarta, Bandung, hingga Bali mulai akrab dengan musik metal. Di fase awal tersebut, jenis yang berkembang adalah speed dan thrash metal. Setelah itu, scene metal lokal merambah ke subgenre yang lebih ekstrem, seperti death metal, brutal death metal, hingga grindcore.
Dikomandoi oleh era Sucker Head ataupun Rotor yang kerap menggelar panggung mereka di PID Pub atau Pondok Indah Pub, kawasan Jakarta Selatan, thrash metal mulai mendapatkan porsi perhatian lebih dari para penggemar musik keras di Indonesia. Berikut tim Rock Nation berikan beberapa band-band thrash metal Indonesia yang harus diperhitungkan.
Roxx
Didirikan dengan formasi awal yakni Trison Manurung, Jaya, Arry Yanuar, Tony Monot, dan Iwan Achtandi, yang disebut juga sebagai formasi klasik Roxx. Sekarang, Roxx berisikan Trison, Tony Monot, Didi Crow, dan Raiden. Arry dan Jaya adalah personel awal Roxx yang sudah tidak bergabung lagi, Arry meninggal dunia pada tahun 1999, sedangkan Jaya keluar pada awal tahun 2016. Roxx dikenal dengan album debut mereka yakni Roxx yang dirilis pada tahun 1992, dan memiliki hits seperti: "Rock bergema", "Penguasa", dan "5 cm”.
Rotor
Walaupun dibentuk di Jakarta, panggung debut Rotor adalah di Taman Topi Bogor. Dalam pergelaran rock yang diadakan oleh sebuah radio swasta Bogor, kuartet thrasher ini tampil bersama sejawat metalnya dari Jakarta, di antaranya Atomic dan Alien Scream. Kala itu mereka masih mengusung lagu milik band asal Brazil yaitu Sepultura.
Selama delapan tahun karier bermusik, Rotor menelorkan empat album di tiga major label berbeda, yaitu AIRO, Hemagita dan Warner Music Indonesia. Sebelum bubar secara resmi, Judapran sang pemain bass Rotor tewas karena overdosis karena obat bius.
Suckerhead
Malang melintang di kancah musik bawah tanah Indonesia, Sucker Head merupakan salah satu nama besar di skena thrash metal yang telah mengantongi berbagai macam pengalaman selama perjalanan kariernya.
Nama Sucker Head diambil dari sebuah nama merek korek api kayu yang cukup sering ditemukan di Indonesia, Sakerhets Tandstickor. Sucker Head sempat menyatakan bahwa salah satu inspirasi mereka dalam bermusik adalah band thrash metal asal Jerman yang namanya cukup dikenal hampir di seluruh dunia, Kreator.
Setelah bongkar pasang personel, akhirnya Sucker Head menemukan formula yang pas dalam meramu materi-materi mereka. Akhirnya di tahun 1995, Sucker Head berhasil merilis album perdananya yang berjudul The Head Sucker di bawah naungan label rekaman Aquarius Musikindo. Berisikan 10 lagu, album debut Sucker Head ini didominasi oleh lirik-lirik berbahasa inggris.
Rudal
Awal karier profesional mereka ketika menjadi 10 Besar finalis Festival Rock V yang diproduseri oleh Log Zhelebour pada tahun 1989, mereka menancapkan lagu Dara Pusaka sebagai andalan. Tahun 1993 mereka merilis album pertama berjudul Sliting The World yang bertemakan tentang kritik sosial.
Fakecivil
Kiprah Fakecivil dalam scene thrash lokal sebenarnya bukan nama baru, mereka sudah terbentuk semenjak pertengahan 2008 oleh Lody Andrian, Dennis Destryawan, Paulus Tandiarto, dan Dimas Satrio di Kota Bekasi. Sejak itu, Fakecivil telah banyak menghiasi panggung-panggung di ibu kota dengan membawakan lagu-lagu sendiri dan lagu cover heavy metal klasik.
Bankeray
Bankeray sendiri adalah band yang tumbuh dari daerah Surakarta, tepatnya di daerah Karanganyar. Nama Bankeray sendiri diambil dari nama pohon yang terdapat di pulau Kalimantan, yang bernama Bangkirai.
Band yang kini dihuni oleh Alta Karka (vokal), Antonimius Bagaskara (bass), Izman Sebastian (gitar), May Hanung Prabangkara (gitar), dan Dimas Nugroho (drum) ini menjadikan band-band thrash kawakan macam Death Angel, Testament, dan Slayer sebagai referensi yang mempengaruhi gaya bermusik dari band yang lahir pada tahun 2006 ini.
Metallic Ass
Jika melihat nama dari band ini, maka mungkin kamu akan langsung mengafiliasikan kalo mereka adalah bentuk parodi dari band thrash metal Metallica. Namun jika mendengarkan musik yang mereka mainkan, Denizone (Bass & Vokal), Bable Sagala (Drum), & Danny Arifiyanto (Gitar) meleburkan komponen ekstrim dari musik thrash metal yang ciamik.
Metallica, Slayer, Anthrax, hingga D.R.I menjadi asupan utama bagi materi-materi yang dikaryakan oleh Metallic Ass. Demo dan album penuh berjudul "Thrash Metal 1983" pada 2009 dan 2011 lalu adalah bukti kecintaan mereka pada varian musik metal ini. Mereka kemudian kembali merilis album penuh berjudul "Agriculture Thrash" 2015 lalu. Tak lama berselang single "Kedaulatan Metal" kembali dilepas pada 2018.
Headcrusher
Diambil dari judul lagu Megadeth dengan judul "Head Crusher", Headcrusher terbentuk sejak tahun 2010 di Surabaya. Mereka dipengaruhi genre thrash metal macam Slayer, Megadeth, Warbringer hingga groove-heavy metal ala Motorhead dan Pantera.
Headcrusher berpesonilkan Ganis Ilman (ex.Second Before) dengan mengajak Rian Purusatama (Deskripsi Sebuah Mahasiswa / vokal), Arya Akbara (Athenian / gitar), Dimas Nugroho (ex.Adultery / bass), dan Goyco (ex.Blockade / drum). Semasa kariernya Ganis Ilman dan kawan-kawan telah merilis sejumlah single. Salah satu yang melejitkan mereka adalah single berjudul “Peluru Kendali” yang rilis akhir 2010.
Tengkorak
Berdiri tahun 1993, band yang aslinya beraliran grindcore ini adalah salah satu ujung tombak musik thrash metal di eranya. Setelah nama Roxx, Suckerhead dan Rotor meledak di skena musik thrash metal, mereka keluar dengan dentuman musik yang lebih gahar dan kencang secara beat.
Pada awal tahun 1997, Tengkorak mencoba untuk menyebarkan kaset hingga merchandise mereka ke seluruh dunia dengan mengirimkan barang-barang mereka ke pedagang kaset, distro, band, majalah, label dan siapa pun yang terlibat dalam scene underground dan jaringan yang mereka rintis. Upaya ini membuat hasil yang baik, Tengkorak telah menjual mini album mereka tidak hanya di Indonesia tetapi juga di negara-negara lain di seluruh dunia. Setidaknya Tengkorak membuktikan keberadaan band-band underground Indonesia. Hal ini bisa terjadi dengan bantuan besar dari distro, majalah, band dan semua jaringan pedagang indie label dari negara-negara lain hingga menembus Amerika, Malaysia, Jepang, Prancis, Ceko, Russia, Latvia, Spanyol, POLANDIA, Belarus, Canada, Singapura, India, Thailand, Belanda, Meksiko, Italia, Brunei Darussalam dan negara-negara lainnya