Jon Savage dalam buku England’s Dreaming: Anarchy, Sex Pistols, Punk Rock, and Beyond (1992) menyebut punk adalah tentang pemuda, di mana pemberontakan dan kehidupan jalanan sebagai elemen penting, di samping individualitas yang kental.
Musik Punk kebanyakan menjadi wahana bagi musisi dan penggemarnya untuk mengekspresikan keresahannya, khususnya tentang politik di dunia. Musik Punk lahir akibat ketidakpuasan terhadap pemerintah dan kondisi politik. Pelopor musik Punk tahun 1970-an di antaranya The Sex Pistols dan The clash. Selain menjadi genre musik, Punk juga bisa berarti ideologi yang mencakup aspek sosial dan politik.
Punk selalu kental dengan ciri khas fashionnya yang berantakan, tingkah laku yang seenaknya, atau orang-orang yang hanya berkeliaran di jalanan. Namun, lebih dari itu jika diperhatikan, banyak lagu Punk yang mengkritisi masalah sosial, ekonomi, dan politik. Maka dari itu, berikut tim Rock Nation berikan beberapa musisi punk yang memiliki karya bertema politik.
Anti Flag
Anti Flag merupakan band beraliran Punk politik. Band tersebut masih merupakan band yang paling politis. Anti Flag menentang perang dan kapitalisme. Menyuarakan isu-isu seperti fasisme, kebijakan luar negeri Amerika, dan rasisme. Salah satu lagunya yang menentang keras pemerintah adalah Die For The Government.
Minor Threat
Meski hanya ada selama beberapa tahun, pengaruh Minor Threat terhadap musik punk tak terbantahkan. Sebuah lagu pertama mereka, ‘Straight Edge’. Lagu mereka menyuarakan sikap anti narkoba dan anti alkoholnya.
Gerakan Straight Edge, Minor Threat masih dianut oleh Punkers zaman sekarang. Ini menempatkan Minor Threat di jajaran band punk politik teratas.
Against Me
Band ini salah satu band anarkis modern yang paling populer. Mereka terkenal dengan sikap anti perang dan anti Presiden AS Bush yang selalu populer.
Band ini menggabungkan unsur-unsur gerakan anarko-punk asli dan rock rakyat. Mereka kurang fokus pada genre dan lebih berniat mengekspresikan gagasan mereka secara efektif daripada sekedar membuat musik yang hebat.
NOFX
NOFX terkenal dengan lagu-lagu satir politik mereka. Tidak ada yang aman dari sindiran band yang dipelopori Fat Mike. Band ini selama bertahun-tahun menargetkan masalah politik, sosial, agama dan masalah gender.
Fat Mike juga orang di belakang Punk Voter, sebuah organisasi yang berfokus untuk membuat pemuda Amerika terdaftar menjadi pemilih. Punk Voter juga mendorong pemuda Amerika peduli masalah politik.
Propagandhi
Sebuah band anarkis Kanada, Propagandhi adalah band lain yang berhasil terang-terangan mengkritik politik. Mereka banyak menyuarakan isu-isu rasisme dan kapialisme.
Chris Hannah dan Jord Samolesky pendiri Propagandhi, juga mendirikan label rekaman G7 Welcoming Committee. Meskipun label itu sudah mati sekarang.
Dead Kennedys
Dead Kennedys mengkritik kapitalisme dan budaya 80-an. Sasaran kritik mereka adalah Pemerintahan Reagan dan kebijakan ekonomi, juga komersialisasi musik Punk Rock.
Pada tahun 1986, band ini dibawa ke meja hijau atas tuduhan cabul akibat poster Giger dalam album Frankenchrist mereka. Band ini akhirnya dibebaskan, meski mereka akhirnya bubar sewaktu persidangan.
Setelah perpisahan band ini, vokalisnya Jello Biafra menjadi seorang aktivis, politisi, dan co-founder Alternative Tentacles, label dengan fokus politik.
The Clash
The Clash sangat erat hubungannya dengan dunia politik, termasuk lirik lagu-lagu mereka yang satir terhadap politik. Terbukti sang bassist yang pernah mendekam dalam penjara setelah mengikuti aksi protes bersama Greenpeace di Antartika. Mereka memprotes aktivitas pengeboran minyak yang dilakukan oleh perusahaan Leiv Eiriksson pada 2011 silam. Salah satu bukti lainnya yaitu terdapat pada lagunya yang berjudul Rock the Casbah.
The Sex Pistols
Aksi yang dilakukan oleh Sid Vicious cs. terjadi di sungai Thames, Inggris, tepat saat Ratu Elizabeth II merayakan seperempat abad tahtanya sebagai penguasa daratan Britania Raya, atau dikenal juga dengan istilah 'Silver Jubilee', pada 1977 silam.
Agenda yang ia lancarkan dengan cara tampil di atas perahu sewaan itu, merupakan bentuk protes terhadap tatanan monarki Inggris. Mereka bahkan membawakan lagu terbarunya pada saat itu yang berjudul 'God Save the Queen'.
The Exploited
Wattie Buchan sempat terkena serangan jantung ditahun 2024 lalu dan ia terjatuh dari atas panggung saat itu. Tapi, di balik itu mereka memiliki sederet karya-karya yang mengkritik pemerintahan dan juga sistemnya. Seperti lagu mereka yang berjudul “Fuck the System” atau “I Believe In Anarchy”.
Penulis : Bagus
Design : Geordy