Integritas musisi sebagai pelaku seni mulai dipertanyakan. Adakah hal-hal atau kepentingan lain yang menjadi ‘agenda’ politik bagi pihak ketiga? Tak perlu jauh berprasangka negatif, sebenarnya sah-sah saja jika musisi mencoba peruntungan di dunia politik, asalkan ia mampu bertanggung jawab dan membawa dampak perubahan yang positif, kenapa tidak? Berikut tim Rock Nation berikan beberapa musisi luar dan dalam negeri yang pernah bersinggungan dengan dunia politik.
Krist Novoselic
Siapa yang gak tau tentang legenda musik grunge, Nirvana ? Seluruh dunia kenal dengan band satu ini, terutama dengan personilnya yang sangat identik dengan ugal-ugalannya. Salah satunya sang bassist, Krist Novoselic.
Meski kesannya ugal-ugalan, siapa sangka kalau Novoselic punya kepedulian tinggi terhadap berbagai hal kemanusiaan dan ketertarikan dalam dunia politik ? Ia aktif dalam JAMPAC (Joint Artists and Musicians Political Action Committee). Krist juga sempat menjadi calon gubernur Washington karena keterkaitannya dengan partai politik The Wahkiakum County Democrats.
Selain itu, Krist juga menerbitkan buku yang berjudul “Of Grunge and Government : Let’s Fix This Broken Democracy” pada tahun 2004 silam dan ia juga menulis di kolom politik pada Seattle Weekly.
Kanye West
Pada September 2015, West mengungkapkan keinginan menjadi presiden AS 2020 untuk pertama kali lewat pidato penerimaan penghargaan Video Vanguard Award MTV VMA.
Rencana Kanye saat itu disambut baik Presiden Donald Trump. Ia menilai West merupakan orang baik dan tak seperti yang dibayangkan banyak orang. Dia bahkan menantikan momen bisa bersaing dengan rapper Jesus is King tersebut.
Selang setahun kemudian, Kanye bertemu dengan Trump yang baru terpilih sebagai Presiden AS dan menyiratkan bahwa dia memundurkan rencana maju sebagai presiden AS dari 2020 menjadi 2024. Penundaan itu diduga karena Kanye memberi Trump kesempatan memimpin AS selama dua periode dan membenahi masalah yang ada di Negeri Paman Sam itu.
Rhoma Irama
Selain berkiprah di dunia tarik suara dan layar lebar, Rhoma Irama juga turut andil dalam dunia politik. Bahkan, pria yang dijuluki Raja Dangdut tersebut memiliki perjalanan panjang karir politiknya.
Kiprahnya dalam dunia politik dimulai ketika pria kelahiran 74 tahun silam itu didapuk sebagai Juru Kampanye Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tahun 1977. Pamor partai berlambang kabah tersebut meroket ketika Rhoma bergabung. Bahkan, di setiap kampanye yang dihadirinya, selalu dipadati massa pendukung.
Rhoma akhirnya menduduki kursi pemerintahan ketika menjadi anggota MPR di tahun 1992 hingga 1997. Saat itu, ia diutus menjadi perwakilan golongan seniman dan artis. Namun, pada 2013 namanya masuk dalam calon caleg dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Pada Januari 2014 Rhoma mencalonkan diri sebagai calon presiden (capres) PKB.
Setahun jelang pemilu 2014, namanya sudah santer diberitakan menjadi capres. Bahkan, beberapa baliho bergambar dirinya menunggang kuda dipasang di beberapa titik di Jakarta pada November 2013.
Giring Ganesha
Penyanyi Giring Ganesha termasuk salah satu musisi yang mencicipi dunia politik. Meskipun gagal menjadi anggota Dewan, Giring mengaku tak jera. Giring Ganesha mengaku kecewa saat dirinya tak bisa lolos ke kursi DPR.
Padahal secara perolehan suara saat itu, dia termasuk caleg dengan perolehan suara cukup besar. Sayangnya, partai yang mengusungnya saat itu, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) tak bisa menembus parliamentary threshold, sehingga Giring yang termasuk caleg dari PSI tidak bisa duduk di kursi anggota dewan.
Peter Garrett
Pada 1972 Garrett ikut membentuk Midnight Oil bersama Rob Hirst, Andrew James, dan Jim Moginie. Saat itu Garrett adalah mahasiswa di Universitas Nasional Australia di Canberra. Sebagai band, Midnight Oil termasuk besar di Australia. Sejak merilis album perdana pada 1978, total jenderal sudah 11 album mereka rilis. Dalam buku 100 Best Australian Albums (2010), album mereka yang berjudul Diesel and Dust (1987) menjadi pemuncak, bahkan mengalahkan album Back in Black milik AC/DC.
Tak main-main, pada 2004 ia menjadi calon anggota DPR dari Partai Buruh Australia. Ia menang, dan menjadi anggota Parlemen Australia dari daerah Kingsford Smith hingga 2013. Meski mendapat kritik karena beberapa keputusan kontroversial—seperti mendukung ide pendirian fasilitas pertahanan AS-Australia di Pine Gap, karirnya terus menanjak naik. Pada 2007, Garrett ditunjuk sebagai Menteri Lingkungan, Budaya dan Kesenian di pemerintahan Kevin Rudd. Posisi itu masih tetap ia pegang saat masa pemerintahan Julia Gillard. Pada 2010, ia ditunjuk sebagai Menteri Pendidikan Sekolah, Anak-anak, dan Remaja (Schools Education, Early Childhood and Youth). Ia menjabat hingga 26 Juni 2013.
Ahmad Dhani
Nama Ahmad Dhani adalah satu dari berbagai musisi yang terjun ke Dunia Politik. Ahmad Dhani semakin banyak didengar saat berbicara politik dalam beberapa bulan belakang. Pria yang kerap berpenampilan kepala plontos ini mulai meniti karir di dunia politik Saat Pilpres 2014 lalu. Namanya digadang-gadang sebagai Calon Presiden, Prabowo Subianto. Meski pada akhirnya, jenderal bintang tiga itu memilih Hatta Rajasa sebagai pasangannya melawan Joko Widodo-Jusuf Kalla.
Gagal berduet dengan Prabowo, ayah dari Al, El, dan Dul itu tak menyerah. Pada Pilkada Kabupaten Bekasi tahun 2017 lalu, Dhani maju sebagai calon Wakil Bupati mendampingi Sa’duddin. Tapi nasib baik belum berpihak kepada suami Mulan Jameela itu. Dhani dan pasangannya kalah dari lawan mereka, Neneng Hasanah Yasin-Eka Suria Atmaja.
Jello Biafra
Beberapa musisi-musisi tenar yang dianggap vital mulai mencoba peruntungan menuju jalur politik. Hal ini dilakukan demi sebuah tujuan, yakni revolusi. Salah satunya adalah Jello Biafra, frontman dari band punk rock kontroversial asal Amerika Serikat, Dead Kennedys. Bagi sosok seidealis Biafra, pamornya dikenal luas sebagai figur anti pemerintahan. Ia kerap kali menentang rezim lewat aksi liar bersama pasukannya. Dirinya tenar di kalangan para marjinal karena mengemban politik sayap kiri yang cenderung berlawanan dengan poros politik Amerika Serikat.
Pada 1979 silam, dunia musik bawah tanah sempat dibuat heboh lantaran Biafra mencalonkan diri maju menjadi walikota San Francisco. Awalnya pencalonan Biafra di kursi pemerintahan sempat dianggap sebagai lelucon semata, tetapi Biafra menegaskan dirinya tak main-main ingin terjun ke dunia politik.
Walau pada akhirnya ia harus menelan pil pahit, tak terpilih sebagai wakil rakyat ‘minoritas’, tapi secara mengejutkan ia berhasil mengumpulkan perolehan suara sebanyak 3.79% dari total pemilihan alias sebanyak 6.591 warga San Fransisco memilihnya. Biafra pun menduduki urutan ketiga dari 10 kandidat.
Gylve Nagell/Fenriz
Lain halnya Gylve Nagell alias Fenriz. Pendiri duo black metal veteran asal Norwegia, Darkthrone, itu serupa namun berbeda nasib dengan Jello Biafra. Pasalnya secara kebetulan dirinya terpilih sebagai wakil dewan kota di tempat tinggalnya, Kolbotn. Uniknya, Fenriz sama sekali tak memiliki latar belakang politik di perjalanan akademisnya.
Ia terpilih secara tak sengaja lantaran poster jenakanya menggendong seekor kucing. Di situ ia menuliskan jargon ‘Jangan pilih saya’. Terpilihnya Fenriz sebagai wakil rakyat, cukup membuktikan jika warga sipil kini tak lagi peduli dengan status politis. Siapa saja berhak maju menuju panggung politik, tanpa harus memandang okupasi yang selalu dianggap sakral sebelum terjun lebih dalam ke dunia pemerintahan.
Dave Rowntree
Siapa yang tidak kenal Blur. Bicara British Rock tidak mungkin melewatkan nama Blur. Meski sukses, mantan drummer Blur, Dave Rowntree lebih memiliki passion di dunia politik, dan dia bertugas di Dewan Wilayah Norfolk, tempat dia menjadi perwakilan Partai Buruh. Tidak diragukan lagi, salah satu band Brit-Rock ikonik asal Inggris ini memang dikenal sebagai salah satu band yang selalu memperjuangkan nilai-nilai progresif.
Penulis : Bagus
Design : Geordy