Jurnal

Music Merchandise Eco-Friendly image

Music Merchandise Eco-Friendly

Di masa sekarang ini, semua orang sedang berlomba-lomba untuk menjaga dan melestarikan lingkungan hidup. Termasuk para musisi. Berbagai dukungan dan campaign sedang mereka lakukan. Salah satunya, dengan memproduksi merchandise yang ramah lingkungan.

Membeli official merchandise dari musisi idola tentu menjadi kebanggan tersendiri. Apalagi jika merchandise tersebut merupakan produk yang ramah lingkungan. Selain untuk mendukung musisi idola, kalian secara langsung bisa membantu memperlambat climate change atau perubahan iklim. Bahkan, ketika jurnal ini dibaca, perubahan iklim sedang terjadi setiap harinya.

Lalu, siapa saja musisi yang pernah memproduksi merchandise yang ramah lingkungan? Berikut deretan musisi tersebut :

1. Green Day

Green Day pernah bekerjasama dengan NRDC (Natural Resources Defense Council), sebuah kelompok gerakan lingkungan yang mengawasi hak semua orang atas udara dan air bersih yang berpusat di kota New York.

Di tahun 2007, Billie Joe sang vokalis dan istrinya Adrienne mendesain sendiri merchandise berupa kalung militer atau yang dikenal dengan istilah dog tag. Bahan untuk pembuatan dog tag tersebut terbuat dari 100% logam yang didaur ulang. Dilengkapi dengan rantai, sehingga bisa dijadikan gantungan kunci.

Merchandise tersebut bisa didapatkan dengan mendonasikan $ 10 atau lebih ke situs website NRDC. Donasi tersebut kemudian disalurkan untuk memperlambat pemanasan global dan Move America Beyond Oil.

2. Radiohead

Radiohead kerap melakukan aksi peduli lingkungan, kali ini mereka merilis sebuah mainan berbentuk Puzzle. Merchandise ini mungkin terlihat sama dengan puzzle yang dibuat oleh band lain. Namun, bahan yang dibuat kali ini berbeda dan lebih spesial, puzzle tersebut 100 % terbuat dari bahan daur ulang,  menggunakan kertas ramah lingkungan serta tinta berbahan air. Puzzle ini memiliki sertifikasi lembaga FSC (Forest Stewardship Council).

Gambar puzzle tersebut membentuk artwork cover album mereka berjudul ‘Com Lag’ yang dirilis pada tahun 2004. Puzzle seharga 35 USD ini berisi 1000 keping yang dilapisi warna biru dan putih. Pada 24 Agustus 2020 lalu, mainan ini resmi dirilis.

3. The 1975

Sebuah band biasanya membuat merchandise baru saat peluncuran album terbaru. Namun tidak untuk band rock alternatif yang berbasis di Manchester ini.

Reading and Leeds Festival, Inggris, 23 Agustus 2019. Saat itu The 1975 mengajak para penggemar untuk membawa kaos mereka yang sudah tidak baru lagi. Kaos tersebut diperbarui secara gratis dengan cetakan ulang album 'Notes On A Conditional Form'. Menariknya, album ini baru dirilis setahun kemudian pada 22 Mei 2020.

Ini menjadi langkah yang baik dari sebuah band yang peduli terhadap lingkungan. Hal ini bermula setelah Healy sang vokalis dan manajer Jamie Oborne mengklaim bahwa banyak artis yang memandang sebelah mata aktivis lingkungan bernama Greta Thunberg. Seorang remaja yang sangat kritis dan cukup vokal mengenai perubahan iklim. Greta Thunberg pernah berpidato di luar gedung parlemen Swedia di tahun 2018.

4. Thursday

Banyak cara yang dilakukan para musisi untuk membantu meringankan pandemi covid-19. Seperti band satu ini yang menyulap merchandisenya menjadi masker kesehatan. 

April 2020, Sebuah band bernama Thursday memutuskan untuk menarik stok merchandise mereka yang masih tersisa di store official. Band bergenre post hardcore asal Amerika ini mengubah merchandisenya menjadi masker kain.

Thursday t-shirt face masks’ bekerja sama dengan Face Mask Warriors , sebuah kelompok relawan asal New Jersey. Face Mask Warriors membantu memberikan masker kain tersebut kepada tenaga medis yang bekerja di rumah sakit New Jersey. 

Hasil penjualan masker 100% digunakan untuk memproduksi lebih banyak masker kain. Tentunya hal ini berdampak mengurangi limbah pabrik dan berguna untuk menolong sesama.


5. Jack Johnson

Jack Johnson merupakan seorang penyanyi dan penulis lagu yang dikenal dengan karya musiknya di film kartun Curious George. Atas hasilnya itu ia meraih Billboard Top 200 di tahun 2006.

Johnson mendirikan sebuah label bernama Brushfire Records yang mewajibkan para distributor untuk terlibat langsung dalam penerapan ramah lingkungan. Label tersebut memproduksi sampul CD hanya dengan menggunakan kertas daur ulang.

Di tahun 2005 ia merilis album ‘In Between Dreams’. Kemudian ia membuat t shirt berbahan kapas organik yang ditanam tanpa menggunakan pestisida beracun dan pupuk sintetis. T shirt dikemas dengan menggunakan 100% kertas daur ulang.

7. Nick Mulvey

Nick Mulvey musisi sekaligus anggota dari grup instrumental Portico Quartet asal Inggris ini, membuat vinyl yang terbuat dari sampah plastik. Ia memenangkan nominasi The Cornish Brewery dan Mercury Music Prize atas rilisan vinyl pertamanya yang dicetak dari plastik daur ulang. Plastik diambil dari pantai Cornish, Amerika Serikat. 

Hasil dari penjualan vinyl tersebut disumbangkan ke Surfers Against Sewage untuk membantu melindungi garis pantai Inggris dari polusi, termasuk limbah plastik.

8. Cloud Cult

Cloud Cult merupakan band rock independen eksperimental asal Minnesota, Amerika Serikat. Grup band ini membawa konsep ramah lingkungan atas perusahaan rekaman yang mereka miliki sendiri. Di tahun 2007, Cloud Cult muncul di The New York Times pada rubik ‘Pop and Rock Listing’ sebagai band yang melakukan praktik musik ramah lingkungan. Serta masuk di index majalah Rolling Stone sebagai ‘Artist Going Green’.

Pada koleksi official merchandisenya juga mengusung konsep eco friendly. Mereka menjual seluruh t shirt dan hoodie yang berbahan dasar dari katun organik. Poster-poster rangkaian tur mereka dari tahun 2018 sampai tahun 2020, dicetak dengan tinta nabati yang tidak beracun dan dikemas oleh 100% kertas daur ulang.

Penulis : Mutia
Design : Gilang