Ketika musik digunakan sebagai tujuan politik, baik itu berbentuk dukungan ataupun perlawanan, menjadikan musik tidak hanya sebagai harmonisasi nada, bahkan melampaui batas – batas harfiahnya sebuah musik. Musik tidak hanya sekedar teks. Tetapi lebih dari itu, musik menjadi pesan dan media mengekspresikan ketidakpuasan.
Lagu “bongkar” karya Iwan fals adalah salah satu bukti nyata bahwa musik tidak hanya sebagai harmonisasi nada dan kumpulan teks yang ditinggal begitu saja. Walaupun secara aktif lagu bongkar tidak memberi pengaruh terhadap perubahan situasi sosial-politik Indonesia, tetapi disisi lain lagu ini menjadi sebuah semangat yang mampu mendorong gerakan – gerakan mewakili ketidakpuasan mereka terhadap cacatnya kondisi sosial - politik negara.
Tidak hanya Iwan Fals, jika ditarik ke belakang hingga berpuluh tahun yang lalu, begitu banyak musisi Indonesia menjadikan musik sebagai media kritik dan protes, dengan gaya musik mereka masing-masing, sebut saja Harry Roesli atau kelompok orkes semisal PSP dan PMR.
Di era keterbukaan ini, dengan media yang bisa diakses siapa saja, kita dimudahkan menemukan musisi berkarakter kuat, mengusung tema kritik dan protes. Skena Independen yang semakin meluas dan membabi buta, menambah warna dan pilihan baru bagi musik Indonesia.
Bahkan saat ini musisi dengan lirik kritik dan protes telah sampai pada titik “turut ikut ke jalan”. Di Indonesia sendiri, pada abad ke 21 ini, musisi dengan lirik kritik dan protes terhadap isu sosial-politik telah banyak beralih fungsi. Mereka juga ikut dalam beberapa aksi membantu dan mengambil peran masing – masing. Sebut saja seperti, Marjinal, Efek Rumah Kaca, atau musisi – musisi Bali dengan semangat perlawanannya.
Berkaca pada negara barat, dibawah ini adalah beberapa musisi dunia yang turut andil dalam aksi protes terhadap situasi negara mereka bahkan berakhir dengan penangkapan.
5. Tom Morello – Rage Against The Machine
“Saya telah bermain di ratusan protes. Saya telah berbaris di puluhan piket line. Saya telah memetik gitar saya di demonstrasi yang tak terhitung banyaknya. Saya telah ditangkap beberapa kali. Tapi saya pikir sekarang adalah waktunya untuk beristirahat. Saya memiliki seorang putra berusia 16 bulan yang merangkak di lantai dan seorang bayi laki-laki lain yang akan dilahirkan kapan pun, jadi saya memutuskan untuk membatasi perjalanan, protes dan goncangan.” ungkap Tom Morello kepada Rolling Stone.
Pria yang namanya besar bersama Rage Against The Machine ini sudah malang - melintang di dunia musik dan pergerakan. Salah satu panggung fenomenalnya adalah ketika tampil di aksi protes bertajuk Democratic Convention 2000. Pada tahun 2006, Tom Morello ditangkap oleh pihak kepolisian beserta 400 orang lainnya yang terlibat dalam aksi protes hak pekerja hotel imigran.
"Di zaman kegelapan politik, penting bagi kita untuk berdiri satu sama lain," kata Morello kepada MTV News sebelum aksi itu berlangsung. Dalam aksi tersebut setidaknya ada sekitar 2000 protester yang terlibat aktif, dengan usia rata-rata 17 tahun.
4. Paul Simonon
Pada tahun 2011 , Sebuah rencana eksplorasi minyak di kawasan lautan Arctic akan dilaksanakan. Proyek ini dilakukan oleh perusahaan minyak Inggris dengan mencari minyak hingga kedalaman 500 kaki. Hal tersebut menjadi permasalahan baru, karena perusahaan minyak tersebut menolak untuk mengungkapkan bencana akibat tumpahan minyak dari proyek itu, dan Greenpeace dengan cepat menyikapinya.
Greenpeace merupakan organisasi lingkungan non pemerintahan. Semenjak tahun 1971, organisasi ini konsisten dengan tujuannya "memastikan kemampuan Bumi untuk memelihara kehidupan dalam segala keragamannya".
Paul Simonon saat bekerja sebagai aktivis Greenpeace menyamar di atas kapal mereka. Bassist The Clash ini menghabiskan beberapa minggu di MV Esperanza, menyamar sebagai juru masak. Paul Simonon adalah salah satu dari 18 aktivis yang ditangkap pada bulan Juni, setelah kapal Esperanza meluncurkan speedboat di pengeboran minyak Leiv Eiriksson yang dilepas di pantai Greenland.
3. Chrissie Hynde “The Pretenders” dan PETA
Di negara Eropa, KFC telah lama dikecam oleh berbagai organisasi perlindungan hak hewan. Restoran ayam cepat saji itu diduga melakukan beberapa pelanggaran ketika proses produksinya. Namun, dari pihak KFC telah menjelaskan bahwa proses produksi mereka telah melewati standar UK dan Eropa.
People for the Ethical Treatment of Animals (PETA) adalah organisasi perlindungan hak hewan terbesar di dunia, dengan members mencapai 6,5 juta. PETA bekerja dengan menyelesaikan berbagai permasalahan seperti pembunuhan kejam binatang pengerat, burung, dan hewan lain yang sering dianggap sebagai "hama" serta kekejaman terhadap hewan peliharaan.
Pada tahun 2004, Chrissie Hynde bersama PETA ditangkap oleh pihak kepolisian ketika sedang memimpin aksi protes kepada KFC di Perancis. Penangkapan tersebut bukan tanpa dasar. Frontman The Pretenders itu bersama masa lainnya mengotori dan melempari jendela KFC dengan Darah. Hingga saat ini Chrissie menjadi icon bagi organisasi sekelas PETA, sebagai benteng terdepan menolak kekejaman dan melindungi hak-hak hewan.
2. Nina Simone
Pada tahun 1957 – 1975 , Vietnam sedang dalam keadaan yang tidak aman. Ego para penguasa antara Vietnam Selatan dan Vietnam Utara mengakibatkan perang yang cukup lama. Pada masa itu, Amerika Serikat sebagai negara dengan kekuatan yang mempunyai mengambil peran dengan ikut menjadi sekutu Vietnam Selatan.
Nina Simone sebagai seorang musisi yang geram dengan sikap Amerika mendukung perang di Vietnam, melakukan aksi dengan tidak membayar kewajiban ke negara selama tahun 1971 hingga 1973. Tindakan tersebut dilakukannya dengan alasan bahwa pajak yang dibayarkan nya hanya dijadikan sebagai dana dukungan perang Vietnam. Pada akhirnya Nina Simone ditangkap dan didakwa atas tindakannya.
1. Joan Baez
Dalam sebuah wawancara Joan Baez mengungkapkan, ”Aku hanya mau bilang, bahwa di dalam hidupku, hal yang membuat hidupku terasa bermakna dan disana saya merasa sempurna, bukanlah melalui uang dan ketenaran, melainkan ketika berdiri di hadapan mereka yang suaranya tidak didengarkan dan saya bisa melakukan sesuatu untuk hal itu.”
Joan Baez merupakan musisi yang selalu menyuarakan kritik dan perlawanan terhadap perang. lagu-lagu yang ia ciptakan direalisasikan dalam bentuk aksi nyata. Joan Baez membuktikan bahwa dia adalah seorang pengunjuk rasa perang yang gigih. Dia dipenjara berkali – kali selama masa perang Vietnam. Hingga pada tahun 1967, ketika Unjuk rasa di seluruh bagian Amerika sedang terjadi, Joan Baez beserta 40 pengunjuk rasa anti – perang ditangkap. Selama 10 hari ia berada dalam penjara akibat mengambil bagian dalam aksi tersebut.
Lalu bagaimana dengan Indonesia? Sebut saja nama besar seperti Koes Bersaudara. Pada tahun 1965, memoria kita kembali pada peristiwa penangkapan Koes Bersaudara ketika sedang memulai panggungnya di depan duta besar dan militer-militer Amerika Serikat, Lagu Beatles yang ia bawakan berakhir dengan kerusuhan dan penangkapan. Hal tersebut bukan tanpa dasar, melainkan sebuah usaha untuk menjaga, merawat dan melindungi budaya Indonesia. Sejarah telah mencatat peristiwa ini.
Iwan Fals, lagu demokrasi nasi yang ia ciptakan mampu menyentil tingkah-tingkah pemerintah orde baru. Akibatnya, banyak panggung yang ia kunjungi berujung dengan boikot dan penangkapan.
Design : Gilang